Kenangan di kereta BANGUNKARTA part 4

 Perpisahan tanpa pesan

4


"Mas......"suara itu yang selalu terngiang di telingaku.
Ternyata memang dia yang bicara.
Becak ku hentikan sejenak.

" Mas adi sudah pulang?
"Ini siapa mas?

Belum sempat aku menjawab sulis,terus meneter beberapa pertanyaan.

"Kok mas tega sih,pulang-pulang bawa cewek"

"Dia ....anu"

"Anu apa ,pacar kamu ya?
"Pakai pegang tangan lagi"

"Dik tunggu dulu"



Sulis langsung tancap gas pergi,
Ah.... Rupanya tadi aku tidak sengaja memegang tangan Ratnah pas di hadapan dia.

"Gimana ini mas"
Ratna bertanya sambil kebingungan.

"Ah gak apa apa ,nanti biar aku datang kerumah dia,biar ku jelaskan semua,kamu tenang aja"


Tok... Tok...tok


Pintu rumah Sulis ku ketuk.sehabis mengantar Ratnah kerumah,becak terus meluncur ke rumah Sulis.



Tok tok tok.....


Ku coba mengetuk rumahnya sekali lagi.


"Siapa"
Suara dari sebelah rumah Sulis,yang ternyata bu de dari Sulis.


"Saya bu dhe"

"Saya siapa?


"Adi bu dhe"



"Kamu mau nyari Sulis,

"Iya bu dhe"

"Adi,kamu masuk ke rumah bu dhe dulu,ada yang mau bu dhe tanya"


Berdetak jantungku,
Ada apa gerangan ,tidak seperti biasa bu dhe ngomong kayak gitu.




"Adi"

Bu dhe mulai pembicaraan setelah kami duduk di kursi.

"Tadi sulis cerita,katanya kamu pulang tidak sendiri,sulis melihat kamu pegangan tangan sama gadis itu"


" Itu yang mau saya jelaskan bu dhe"
"Dia cuma temen di jakarta bu dhe"
"Tadi saya pulang bareng sama dia,karena rumah nya sejalan jadi kita barengan sekalian"


"Bener itu cuma temen"

Seolah bu dhe mencari kebenaran dalam ucapanku.

"Sulis kemana bu dhe"

"Tadi sulis pergi,dan berpesan agar kamu gak usah nyari dia lagi"


Suara itu Seolah Halilintar yang menggetarkan jagad raya.di telingaku.

"Benar begitu bu dhe,kenapa,ada apa?

"Tadi sulis pulang nangis,katanya kamu pulang bawa pacar barumu,sekarang dia pergi,
"Ma'af Adi saya tidak bisa ngomong kemana perginya Sulis"


Setelah pembicaraan panjang lebar akhirnya aku pulang.




15 tahun kemudian.


Sebuah rumah besar bercat biru muda dan berpagar tinggi warna biru tua.
Taman yang asri indah sedap di pandang,
Hijau daun dan warna warni bunga ada di taman itu.
Di balik pagar ada gardu satpam.
Aku hampiri gardu itu.

"Selamat siang pak
Apa bener ini rumah pak Anwar?

"Siang juga,dengan siapa ada perlu apa mas"

"Apa bener ini rumah pak Anwar"

"Iya"

"Pak Anwarnya ada pak"

"Bapak mau perlu apa,nanti saya sampaikan"

Ah...apa harus seperti ini kalau mau bertemu dengan orang kaya.
Atau pak satpam curiga dengan aku.
Aku cuma pakai celana dan baju yang sederhana,

"Tadi saya di telpon sama Bapak,katanya bapak butuh supir"
"Dan saya di suruh datang"


"O......iya ,tadi bapak sudah pesan kalau,nanti ada yang datang mau melamar jadi supir,mas namanya siapa?

"Adi pak"

"Iya tadi bapak juga bilang kalau namanya Adi,silahkan mas,mas duduk dulu di pos saya,biar saya panggilkan ibu"

Seorang wanita tinggi semapai keluar dari pintu rumah yang besar itu,
Dia cantik sekali,tapi........
Ah...cuma mirip barangkali.
Bukan itu bukan dia.

Aku bergumam dalam hati.wanita itu mirip sekali dengan dia.semoga ini hanya mirip dan bukan dia.


"Mas Adi ya   ?

"Iya bu,tadi bapak telepon saya di suruh ke rumah,katanya ibu butuh supir"


"Nama mas Adi lengkapnya siapa?

"Saya Munadi bu, biasa di panggil Adi"

Agak tersentak wajah istri pak Anwar ketika ku sebut namaku.

"Ehm ....e..e mas adi dari mana?

"Mojokerto bu"


"Ooo"

"Kenapa bu apa saya salah,apa saya di terima jadi supir ibu"


"Mas,mas adi bisa buka maskernya gak,biar saya lebih mengenal mas"

"Maaf bu bukan saya gak mau,tapi wajah saya buruk bu?


"Emang seburuk apa,mas gak mau buka masker"


"Maaf bu muka saya gosong karena kena luka bakar"


"Gak apa apa ,di buka aja"

Ku buka maskerku karena memang mukaku ada luka bakar di bagian bawah mata sampai dagu,jadi itu bukan wajahku yang dulu lagi.

Rasa penasaran ingin tau nama istri dari pak anwar,ku beranikan diri bertanya.


"Eh maaf bu.....maaf bu saya manggilnya ibu siapa"


"Sulis,
Sulissetya Ningsih,
Panggil saja saya bu Sulis."


Tersentak diriku mendengar nama itu.apa benar yang di depan ku itu dia.


"Maaf bu apa saya di terima kerja di sini,kalau iya tugas saya apa bu"
"Atau ibu tidak menerima saya bu?


"Nanti saya bicarakan sama bapak,yang jelas tugas mas Adi nganter dan jemput anak saya ke sekolah"

"Siap bu,kalau gitu saya mohon diri bu"


Aku melirik poto seorang wanita cantik dengan background rumah yang sangat kunal.

Dia,.... itu memang dia,ah...rupanya tuhan memberi cacat di wajahku agar dia tidak kenal dengan aku.
Dia sekarang jadi orang yang sukses.
Ku bayangkan seandainya dulu dia sama aku ,tak mungkin dia sesukses ini.



Tamat.








Comments